Bentet kelabu, atau sering dikenal dengan nama Burung cendet di dalam dunia kicau. Merupakan salah satu burung kicau yang banyak diminati. Salah satu perilaku burung cendet yang banyak disukai oleh para pecinta burung cendet adalah ketika berkicau bisa berdiri seperti angka satu. Tentunya dengan proses yang tidak sebentar, terutama bagi para pecinta burung cendet pemula. ðŸ˜… perlu kesabaran dan konsisten lebih.

Untuk perawatan cendet bisa dicoba langkah berikut ini :

Cendet merupakan burung yang konsisten dalam waktu pemberian EF (Extra Fooding), misal pagi jam 7, maka seterusnya pemberian EF juga harus pada jam tersebut,  sore jam 3 juga wajib jam segitu. Pemberian EF pada jam yang konsisten dengan jumlah yang konsisten, sesuaikan dengan kemampuan makan burung cendet tersebut. Misalnya pada hari pertama kuat 5 ekor jangkrik pagi & sore, maka seterusnya berikan EF dengan takaran sama

Mandi bisa dilakukan 2 sampai 3 kali seminggu dengan cara mandi semprot. 

untuk penjemuran bisa dilakukan selama 2 sampai 3 jam, dan ketika proses penjemuran, cepuk makan diambil. hanya sediakan cepuk minum saja. setelah cukup 2 sampai 3 jam, pindahkan ke tempat teduh untuk di angin-anginkan selama 15 sampai 30 menit. Baru kemudian dikrodong sampai sore.

Pada jam 3 sore buka krodong dan berikan EF sesuai takaran, biarkan sampai menjelang maghrib, lalu Krodong lagi sampai pagi. 

Nah, begitulah tips perawatan cendet secara sederhana. Hasil rawatan pada burung satu dan lainnya bisa berbeda, tentunya si pemilik lah yang lebih tau. mulai dari jumlah EF, Mandi & Jemur, dll

Cara diatas hanya salah satu pola rawatan cendet yang sederhana, karena kunci sebenarnya dari semua perawatan burung adalah sabar dan konsisten. 

Dikenal dengan nama bahasa Inggris Fiery Minivet, burung sepah satu ini memiliki tubuh kecil sekitar 15cm. 


Sepah Tulin Jantan

Pada burung jantan berwarna merah terang dengan kepala, punggung, sayap, dan tengah ekor hitam mengkilap serta sapuan jingga pada perut dan sisi ekor. 


Sepah Tulin Betina


Pada betina, kepala dan punggung abu-abu, muka dan tubuh bagian bawah kuning, berubah menjadi jingga pada penutup bawah ekor dan tunggir.

Di indonesia, burung sepah tulin ini banyak ditemukan di Pulau Sumatra dan Kalimantan pada daerah hutan di ketinggian sekitar 200m. 





Memiliki nama ilmiah Pericrocotus miniatus. Burung sepah gunung berukuran besar (19 cm), berwarna merah dan hitam dengan ekor panjang. Ciri-ciri betina adalah kombinasi kepala hitam, ekor sangat panjang, dan tidak ada warna merah pada bulu sektmder. 

Betina cukup unik dengan warna bulu hitam dan merah seperti jantan, warna merah meliputi tenggorokan, dagu, dan dahi, serta mantel yang kemerahan. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.



 Perlu diketahui, Burung Sepah Gunung atau dikenal dalam bahasa Inggris dengan nama Sunda Minivet merupakan burung endemik di Sumatera dan jawa.

Penyebaran lokal dan status: Pegunungan di Sumatera (Leuser dan sepanjang Bukit Barisan sampai Dempu) dan jawa. Umum terdapat di hutan pegunungan pada ketinggian 1.200-2.400 m. 

Sepah Gunung terbiasa hidup dalam kelompok besar sampai berjumlah 30 ekor. Sering mengunjungi puncak-puncak pohon di dalam serta di dekat hutan primer dan perkebunan pinus, kadang-kadang mengunjungi lahan pertanian.





Dalam bahasa Inggris, burung ini dikenal dengan nama Small Minivet.  Burung ini berukuran kecil sekitar 15 cm, berwarna abu-abu, merah, dan hitam. Perbedaannya dengan burung sepah lain adalah kepala dan mantel jantan abu-abu serta tubuh bagian bawah betina keputih-putihan dan lebih buram. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.

Banyak ditemukan di India, Asia tenggara (kecuali Semenanjung Malaysia), Kalimantan,jawa, dan Bali.

Tergolong dalam jenis burung dimorfik, yang mana terlihat jelas perbedaan janta dan betinanya. Berikut perbandingan Burung sepah kecil jantan dan betina




Habitat utama banyak ditemukan di  Sunda Besar meliputi Kalimantan, Sumatra, Jawa dan Sulawesi. Bertubuh mungil sekitar 17 - 22 cm dan memiliki ekor panjang. Makanan utama burung Sepah Hutan adalah serangga, termasuk ulat, belalang dan jangkrik. 

Memiliki perbedaan yang jelas pada burung jantan dan betina, sehingga bisa dikategorikan termasuk burung dimorfik.